Abstrak:
Berdasarkan data yang diperoleh dari World Health Organization (WHO) dalam
Sartika (2013), jumlah pasien dengan tindakan operasi mencapai angka peningkatan yang
sangat signifikan dari tahun ke tahun. Tercatat ditahun 2011 terdapat 140 juta pasien
diseluruh rumah sakit didunia, sedangkan pada tahun 2012 data mengalami peningkatan
sebesar 148 juta jiwa. Diperkirakan setiap tahun ada 230 juta tindakan bedah dilakukan
diseluruh dunia (Hasri, 2012).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan keschatan
dan terapi murottal terhadap tingkat kecemasan pasien pre operasi laparatomi di ruang
bedah RSUD dr Abdul Aziz Singkawang tahun 2018
Metode penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan rancangan penelitian
quasy eksperiment. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan kuesioner.
Jumlah sampel pada penclitian ini sebanyak 10 responden. Analisa data menggunakan
Hasil analisis penelitian pengaruh pendidikan kesehatan dan terapi murottal
dengan menggunakan uji wilcoxon menunjukkan bahwa hipotesis diterima artinya
terdapat pengaruh pendidikan kesehatan dan terapi murottal terhadap tingkat kecemasan
pasien pre operasi laparatomi dengan taraf signifikan (a) di ambil sebesar 0,05 didapatkan
nilai p value -0,025. Berdasarkan hasil perhitungan pengaruh pendidikan kesehatan
terhadap tingkat kecemasan pasien pre operasi laparatomi diperoleh hasil signifikan
p=0.157 sedangkan pengaruh terapi murottal terhadap tingkat kecemasan pasien pre
operasi laparatomi diperoleh hasil signifikan p-0,025
Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh pendidikan kesehatan
dan terapi murottal terhadap tingkat kecemasan pasien pre operasi laparatomi di ruang
bedah RSUD dr Abdul Aziz Singkawang tahun 2018.
Saran bagi profesi kesehatan, bagi institusi RS, bagi pasien post op laparatomi, dan bagi
peneliti berikutnya semoga penelitian yang dilakukan ini dpaat bermanfaat dan dapat
meningkatkan pelayanan kesehatan menjadi lebih baik untuk kedepannya.
Daftar Bacaan:(2005-2015).