ABSTRAK

Latar belakang: Penyakit Demam Berdarah Dengue merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Seluruh wilayah Indonesia mempunyai resiko untuk terjangkit penyakit DBD, Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2009 angka kematian DBD CFR menduduki urutan ke dua di Indonesia. Kota Pontianak sebagai pusat kota Provinsi Kalbar berperan penting dalam penyebaran DBD, Peningkatan Kasus tersebut dipicu oleh adanya berbagai faktor resiko DBD antara lain: Kondisi lingkungan geografi Kota Pontianak, Suhu optimal dan curah hujan optimal menyebabkan masa inkubasi ekstrinsik agent penyakit lebih singkat serta pola penyebaran virus Dengue meningkat. (Boewono, 2006). Hal ini dapat ditunjukan dari indeks kepadatan Aedes dan Virus Dengue, yakni Angka bebas jentik (ABJ) di Kota Pontianak pada Tahun 2014 masih rendah yaitu 63,54% dan indeks kepadatan Virus Dengue yaitu transmisi transovarial (ITT) sebesar 76,6%. (Sucipto, 2009). Hal ini mengakibatkan jumlah nyamuk dewasa yang bersal dari wilayah transovaral akan memiliki tingkat infeksi melebihi 80%. (Beaty, 1996)
Tujuan: membuktikan efetifitas Rancangan sistem deteksi dengan webcam dalam mendeteksi keberadaan Aedes aegypti di wilayah endemis DBD.
Metode: Rancangan dalam penelitian ini dengan menggunakan ekperimen quasi dengan rancangan posttest-only without control group design
Hasil: Rerata waktu yang digunakan untuk mendeteksi Aedes Spp yang berbeda berdasarkan variasi waktu, dengan rerata waktu yang tertinggi hasil detektor SAMT adalah pada kelompo 1 (06.00-09.00): 19 ekor dan Kelompok 3(12.00-15.00): 15 ekor. Hasil analisis statisti menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara variasi waktu Detekktor SAMT dalam mendeteksi Ae. aegypti. dengan p=0,000 (p