ABSTRAK


Muskuloskeletal merupakan hal penting yang harus diperhatikan karena dapat mengakibatkan gangguan pada pekerja. Gangguan muskuloskeletal terkait pekerjaan (WMSD) merupakan masalah kesehatan utama bagi pekerja di berbagai tempat kerja. Hasil penelitian yang dilakukan (Candan, Sahin and Akoğlu, 2019)(Candan, Sahin and Akoğlu, 2019)(Candan, Sahin and Akoğlu, 2019)(Candan, Sahin and Akoğlu, 2019)(Candan, Sahin and Akoğlu, 2019)(Candan, Sahin and Akoğlu, 2019)(Candan, Sahin and Akoğlu, 2019)(Candan, Sahin and Akoğlu, 2019)(Candan, Sahin and Akoğlu, 2019)(Candan, Sahin and Akoğlu, 2019)(Candan, Sahin and Akoğlu, 2019)(Candan, Sahin and Akoğlu, 2019)(Acaröz Candan, Sahin and Akoğlu, 2019) menunjukkan bahwa prevalensi muskuloskeletal adalah 92,1%. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan beban kerja dalam mengangkat dengan perasaan kelelahan kerja yang berarti ada hubungan positif signifikan antara beban kerja dengan perasaan kelelahan kerja.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada perusahaan X di Mempawah yang bergerak dalam bidang forniture, pekerja melakukan kegiatan angkat-angkut dengan beban yang berat lebih dari 25 kg. Batas angkat beban menurut ILO adalah 23-25 kg, melebihi beban atau berat dapat meningkatkan risiko gangguan muskuloskeletal. Penelitian gangguan muskuloskeletal terkait pekerjaan (WMSD) pada pekerja pengangkatan beban berulang, postur kerja dan penanganan manual, menunjukan bahwa pekerja berisiko terhadap muskuloskeletal. Berbagai hasil penelitian menyarankan kedepan diperlukan penelitian menggunakan intervensi ergonomis .(Candan, Sahin and Akoğlu, 2019). Sehubungan dengan hal tersebut perlu dilakukan penelitian tentang posisi kerja angkat-angkut terhadap kelelahan kerja dan gangguan muskuloskeletal pada buruh angkut di perusahaan X Kabupaten Mempawah.
Tujuan Umum penelitian menganalisis perbedaan kelelahan kerja dan gangguan muskuloskeletal tenaga angkat dan angkut dengan posisi kerja biasa dan posisi kerja baik (ergonomis). Rancangan penelitian yang akan dilakukan adalah Randomized Controlled Trial (RCT). Hipotesis penelitian adalah ada perbedaan kondisi kelelahan dan gangguan muskuloskeletal sebelum dan sesudah berkerja kerja tenaga angkat dan angkut dengan posisi kerja biasa dan posisi kerja angkat yang baik (ergonomis).
Penelitian dilakukan di perusahaan x yang ada di Kabupaten Mempawah Provinsi Kalbar. Waktu penelitian direncanakan 7 bulan. Populasi penelitian adalah pekerja angkat angkut yang ada di perusahaan Kabupaten Mempawah Kalbar. Responden berjumlah 60 orang. Hasil penelitian selisih rata-rata kelelahan sebelum kerja dan setelah kerja , sebelum dan sesudah intervensi (setelah 1 bulan) pada kelompok kontrol adalah 44.53 dan pada kelompok perlakuan adalah 148.2. Perbedaan selisih rata-rata penurunan kelelahan kedua kelompok adalah 103.67. Berdasarkan hasil uji statistik nilai P = 0.021, yang berarti secara statistik ada perbedaan yang signifikan. Selisih rata-rata penurunan Skor gangguan musculoskeletal sebelum kerja dan setelah kerja pada kelompok kontrol adalah
0.2 dan pada kelompok perlakuan adalah 1.67. Perbedaan selisih rata-rata penurunan kedua kelompok adalah 1,47. Berdasarkan hasil uji statistik nilai P = 0.286, yang berarti secara statistik tidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata penurunan skor gangguan muskuloskeletal antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan setelah intervensi.



Kata Kunci : posisi kerja, angkat, angkut , kelelahan kerja , muskuloskeletal