No image available for this title

Text

PENGEMBANGAN FORMULA BISKUIT TEPUNG TALAS (Colosasia Esculenta (L) Schoot) DAN TEPUNG IKAN TERI (Stolephorus Commersonii) TERHADAP PERUBAHAN NILAI Z-SKOR BB/U PADA ANAK GIZI KURANG USIA 12 – 36 BULAN DI KECAMATAN SEI AMBAWANG



ABSTRAK
Pendahuluan : Stunting atau sering disebut kerdil atau pendek adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia dibawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan. Anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badannya berada dibawah minus dua standar deviasi panjang atau tinggi anak seumurnya. Hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan penurunan prevalensi stunting di tingkat nasional sebesar 6,4% selama periode 5 tahun, yaitu dari 37,2% (2013) menjadi 30,8% (2018). Mengingat dampak yang terjadi sebagai akibat stunting sangat merugikan masa depan, maka usaha pencegahan maupun perbaikan perlu dilakukan. Talas merupakan salah satu tanaman yang produksinya di Kalimantan Barat sangat banyak. Talas memiliki pengembangan produk yang potensial. Salah satu pengembangan produk talas yang potensial adalah pembuatan biskuit dari tepung talas. Pencegahan dan perbaikan stunting pada balita akan dilakukan dengan pengembangan formula biskuit tepung talas dengan tepung ikan teri segar.
Tujuan: Mendapatkan formulasi biskuit yang baik berbasis tepung talas Pontianak dan tepung ikan teri segar untuk mengurangi resiko stunting pada balita.
Manfaat: Dapat menciptakan suatu lapangan penelitian baru dan memberikan informasi bagi masyarakat mengenai pengolahan bahan makanan lokal yang dapat dijadikan sebagai makanan ringan sehat untuk balita.
Metode penelitian: jenis penelitian ini adalah quasi experimental desain the separate one group sample pretest posttes designt dengan menggunakan 1 kelompok perlakuan. Perlakuan yang diberikan adalah pemberian biskuit talas teri pada balita selama 60 hari, kemudian dilihat nilai Z-Skor BB/U sebelum dan sesudah intervensi. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sui Ambawang Kabupaten Kuburaya yang dilaksanakan pada bulan Mei s/d Juli 2020. Sampel pada penelitian ini adalah balita umur 12-36 bulan.
Hasil : Daya terima secara keseluruhan terhadap warna, aroma, tektur dan rasa biskuit talas teri dengan formula yang berbeda yaitu dilihat dari pangkat tertinggi pada uji organoleptik, sehingga pada pangkat tertinggi terdapat pada biskuit talas teri F2 yaitu pada perbandingan komposisi talas dan teri 70:30. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh hasil ada perbedaan nilai Z-Skor BB/U balita sampel sebelum dan sesudah pemberian biskuit talas teri (p=0,00)
Saran : Perlu pengembangan pangan berbasis pangan lokal lain dalam usaha pemanfaatannya bagi pencegahan gizi kurang pada balita.


Ketersediaan

20200014012Perpustakaan Terpadu Poltekkes Kemenkes PontianakTersedia

Informasi Detil

Judul Seri
-
No. Panggil
-
Penerbit Poltekkes Kemenkes Pontianak : Pontianak.,
Deskripsi Fisik
vii, 43 hlm.; ilus.; 29 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
NONE
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
-
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain


Lampiran Berkas



Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaXML DetailCite this